TEORI AKUNTANSI
AKUNTANSI INFLASI
DISUSUN OLEH:
Yunita Sari Dewi
(20100420081)
E
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran,
atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manjer,
investor, otoritas pajak dan pembuatan keputusan lain untuk membuat alokasi
sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Di Indonesia
adalah salah satu negara berkembang saat ini.Masalah umum yang sering dihadapi
negara berkembang adalah tingginya tingkat inflasi.Sejak krisis moneter tahun
1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2007 saja tingkat inflasi di
Indonesia adalah 6,59 persen. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki
harganya akan berkurang sebesar 6.59 persen sedangkan pendapatan dinilai
terlalu tinggi sebesar angka yang sama.
Banyak study
mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan
semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena
struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi
negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga,
goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen
(akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan
sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri,
misalnya memburuknya term of trade; utang luar negeri; dan kurs valuta asing,
dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.
Inflasi itu sendiri adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran
distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
Kemudian
mengenai Akuntansi
Inflasi adalah Istilah yang menggambarkan
berbagai sistem akuntansi yang dirancang untuk memperbaiki masalah yang timbul
dari biaya historis akuntansi di hadapan Inflasi. akuntansi perlengkapan
Inflasi di Negara-Negara atau mengalami Inflasi Tinggi yang hiperinflasi. Sebagai
contoh, di Negara-Negara yang mengalami hiperinflasi Dewan Standar Akuntansi
Internasional mengharuskan anak pajak tangguhan Laporan keuanganakan
disesuaikan Artikel Baru yang perubahan daya beli artikel baru menggunakan
indeks harga.
B. Tujuan
dan Manfaat
Dengan dibuatnya Makalah ini kita
bisa mengetahui lebih dalam mengenai inflasi sendiri di dalam negeri maupun di
luar negeri dan bisa mengetahui dampak positif maupun dampak negative beserta
penyebab dari inflasi itu sendiri.Dengan adanya pengertian dari inflasi juga
bisa lebih dalam yaitu mengenai metoda-metoda dari akuntansi inflasi.Mengenal
dengan adanya pengetahuan dari inflasi lebih menyeluruh, kita juga bisa
mempunyai wawasan mengenai perkembangan inflasi di Indonesia ini.
C. Rumusan
Masalah
1). Apa pengertian dari Inflasi dan penyebab dari timbulnya
Inflasi?
2). Apa penyebab faktor-faktor Inflasi?
3). Pengukuran dan Penggolongan Inflasi?
4). Keuntungan dan kerugian dari Inflasi itu sendiri?
5). Apa pengertian dari Akuntansi Inflasi?
6). Bagaiamana dari metode akuntansi Inflasi itu sendiri?
BAB II
PEMBAHASAN
v INFLASI
Inflasi menurut A.P.
Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess
Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli
yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu
kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu
macam barang saja dan sesaat).Sedangkan
menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau
mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Inflasi dapat
disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena
suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan
dalam situasi full employment. Inflasi desakan biaya (cost push inflation)
terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga
produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi
dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan
upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan
harga barang-barang.
Faktor - faktor yang menyebabkan inflasi adalah
sebagai
berikut:
1. Demand pull Inflation,
Demand pull inflasion yaitu
inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan aggregate
demandmasyarakat
terhadap komoditi - komoditi hasil produksi di pasar barang.
2. Cost
push Inflation,
Cost push inflasion yaitu
inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate
supply curve ke arah
kiri atas.
3. Domestic
Inflation,
Domestic inflation yaitu
inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan
perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor
moneter di dalam negeri oleh para pelaku
ekonomi dan masyarakat.
4. Imported
Inflation,
Imported inflatio yaitu
inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi di
luar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan
perdagangan dengan negara yang
bersangkutan).
v Penggolongan
Inflasi
Berdasarkan asalnya,
inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam
negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam
negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi
mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor.Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi
barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi
berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.Jika kenaikan harga yang
terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut
inflasi tertutup (Closed Inflation).Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka
(Open Inflation).Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga
setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat
menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi
yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat
dibedakan :
- Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
- Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
- Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
- Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
v Mengukur
inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan
tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di
antaranya:
- Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
- Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
- Indeks harga barang-barang modal
- Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Keuntungan
Dan Kerugian Inflasi
Perlakuan keuntungan dan
kerugian dari item-item moneter yaitu kas piutang dan utang merupakan isu yang
kontroversial. Di Amerika, keuntungan dan kerugian dari item-item moneter
ditentukan dengan me-restate ke dalam dolar konstan. Ini menggambarkan bahwa
FASB memandang keuntungan dan kerugian dalam item moneter berbeda sifatnya
dengan laba-laba lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian atas item moneter dipisahkan
menjadi modal kerja dan gearing adjustment. Kedua jumlah tersebut
berkaitan dengan perubahan tingkat harga spesifik, bukan perubahan tingkat
harga umum. Mendasari modal kerja moneter, dasar pemikiran berikut di berikan
SSAP no.16 paragraf 11-13: ketika penjualan dilakukan secara kredit perusahaan
sebenarnya mengikat modal kerja sampai piutang terkait ditagih. Gearing
adjustment mengindikasikan keuntungan atau biaya bagi pemegang saham dari
pembiayaan hutang selama periode perubahan harga.Angka ini ditambah atau
dikurang terhadap laba operasi biaya berjalan untuk menghasilkan ukuran
kekayaan yang dapat dibelanjakan (disposable wealth) bernama laba biaya
berjalan bagi pemegang saham (Current Cost Profit Attributable to
Shareholders).
Di negara Brazil tidak menyesuaikan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara eksplisit karena jumlah ini diekspresikan dalam nilai berjalan.Penyesuaian yang timbul dari menghitung nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat harga yang mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal kerja dengan hutang atau modal.Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli selama periode inflasi.
Di negara Brazil tidak menyesuaikan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara eksplisit karena jumlah ini diekspresikan dalam nilai berjalan.Penyesuaian yang timbul dari menghitung nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat harga yang mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal kerja dengan hutang atau modal.Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli selama periode inflasi.
Dampak Postitif Inflasi
Apabila
inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya
pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi.Begitu juga halnya dengan
pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi
orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih
rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Dampak Negatif Inflasi
Pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.Orang
menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap
seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akankewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan
tetap, inflasi sangat merugikan.Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai
negeri tahun 1990.Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya
beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.Artinya, uang pensiunnya tidak lagi
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Inflasi juga menyebabkan orang enggan
untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.Memang, tabungan
menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap
saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
v AKUNTANSI
INFLASI
Untuk pengertian Akuntansi Inflasi itu sendiri, Menurut
Drs. Ainun Na’im, Ak (1989) Akuntansi Inflasi adalah merupakan suatu proses
data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan
perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang
menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama
dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba
yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi
nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan
keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode,
yaitu :
- General Price Level
Dalam
metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada
nilai historical cost.
Keuntungan
GPL adalah sebagai berikut :
- Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
- Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
- Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baik
- Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan
GPL adalah sebagai berikut :
- Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan
- GPL tidak bermakna bagi perusahaan
- Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
- Rasio itu adalah indikator mentah
2.
Current Cost Accounting
Menurut
Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep
CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa
bentuk current cost :
- Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level.
Metode
ini dikritik dalam hal :
- Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.
- Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.
- Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasi
- Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.
Walaupun
ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah
diterapkan dalam akuntansi inflasi.
- Reproduction cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.
- Net Realizable Value
Harga
pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual
sekarang.Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going
concern sehingga menyalahi prinsip akuntansi.Salah satu metode current market
value ini adalah net realizable value.
NRV
merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai
dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen
tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price
level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga
jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.
- Selling Price
Di
sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan
sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih
besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.
- Expected value
Metode
ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau
lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan
gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.
3. Monetary Non-Monetary Items
Monetary
Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang
yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan
jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang
akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti
nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu
juga menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak
perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang
diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang.
Non-monetary
items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak
perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan
nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba
digambarkan dengan harga sekarang.
BAB III
KESIMPULAN
Inflasi
itu sendiri adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya
ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi itu sering terjadi di negera-negara
yang berkembang maupun yang tidak. Setiap negara pasti mengalami adanya
inflasi. Karena itu sering terjadi, jadi dengan adanya inflasi kita bisa
mengetahui bagaimana perkembangan-perkembangan harga-harga secara umum yang ada
di negeri ini maupun di luar negeri. Tapi dengan adanya inflasi, negara itu
menjadi kritis yang melemah di dalam mata uang secera berkelangsungan terus-
menerus dan itu bisa lama-kelamaan akan membuat negara menjadi defisit. Jadi dengan kita sebagi seorang akuntan harus
tetap terus bekerja keras suapaya harga-harga maupun mata uang yang ada di
Indonesia ini, tidak mengalami lagi terjadinya inflasi, karena kejadian itu
sangat merugikan bagi negara itu sendiri. Untuk selanjutnya mengenai akuntansi
inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi
untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan
tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata
uang dengan tingkat harga yang berlaku. Dengan adanya kita mengetahui akuntasi
inflasi itu sendiri, kita juga bisa menggetahui metode-metode yang ada di dalam
akuntansi inflasi itu seperti hal contohnya
general price level, current cost accounting maupun metode yang lainnya,
itu untuk mengetahui sebuah hal hal tertera yang mengenai hubungannya dengan
akuntansi inflasi dengan metode-metode tersebut kita juga bisa mengetahui
pengaruh inflasinya itu sendiri terhadap cost historical. Dan juga dengan metode tersebut berguna untuk menanggulangi
terjadinya inflasi- inflasi yang ada di dalam negeri maupun ada di luar negeri,
supaya inflasi itu tidak benar-benar terjadi lagi. Metoda Yang digunakan dalam
akuntansi inflasi ini sama dengan dengan metoda penentuan laba. Penekanan
penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh
laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam
laporan keuangan.
REFERENSI